Logam untuk Kebutuhan Teknologi Tinggi
Hampir seluruh peralatan teknik modern yang kini digunakan memerlukan unsur kimia langka yang disebut logam teknologi tinggi. Dan peralatan teknik modern ini hanya berfungsi jika menggunakan logam teknologi tinggi.
Disebut unsur kimia langka karena sebagian besar unsur logamnya diperoleh sebagai produk sampingan dari produksi logam yang lazim seperti tembaga, aluminium atau seng. Atau sebagian lagi memang cadangannya amat langka dan hanya ada di lokasi tertentu.
Sulit Didapatkan
Tapi terlepas dari langka atau sulitnya memproduksi unsurnya, tanpa logam teknologi tinggi itu beragam teknologi terbaru amat sulit dibayangkan dapat diwujudkan. Misalnya saja di bidang energi alternatif, untuk pembangkit listrik energi angin, turbinnya harus dibuat dari campuran logam langka Neodymium. Panel sel surya yang tipis memerlukan logam Indium. Atau turbin baja pada mesin jet pesawat terbang yang harus tahan suhu tinggi dan tidak mudah aus memerlukan campuran logam Rhenium.
Permasalahan yang dihadapi terutama sulitnya memperoleh logam-logam teknologi tinggi ini, karena kandungannya pada logam utamanya juga amat kecil. Logam teknologi tinggi Rhenium misalnya adalah produk sampingan dari pembuatan logam Molybdenum. Sementara logam Molybnedum juga merupakan produk sampingan dari produksi logam tembaga.
Proses Berat
Pakar pertambangan dari Sekolah Tinggi Teknik Aachen, Hermann Wotruba, menggambarkan sulitnya memperoleh logam Rhenium, "Cebakan tembaga hanya mengandung 0,005 hingga 0,05 persen Molybdenum. Artinya kita harus menambang puluhan ribu ton batuan untuk memperoleh satu ton Molybdenum."
Sementara kadar Rhenium dalam Molybdenum maksimal hanya dua persen. Juga produksi Rhenium merupakan pekerjaan berat, karena banyak batuan yang tidak memiliki nilai jual harus disingkirkan terlebih dahulu. Wotruba menggambarkan, "Bisa jadi sepuluh juta ton batuan yang diperlukan untuk memproduksi satu ton Rhenium harus diledakkan dahulu, disingkirkan dan pada akhirnya dibuang."
Semua usaha berat di pertambangan untuk mendapatkan logam Rhenium itu akan ada artinya, jika harga tembaga dan Molybdenum di pasar dunia cukup bagus. Memang harga logam tembaga di pasar dunia dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat. Namun harga logam Molybdenum mengalami stagnasi. Dampaknya terasa pada produksi Rhenium.
Dari Pertambangan Pribadi
Problem lainnya yang dihadapi adalah, sejumlah logam teknologi tinggi diperoleh dari banyak pertambangan kecil milik pribadi. Misalnya logam Tantalum yang diperlukan untuk produksi kondensator mikro, yang merupakan suku cadang penting pada telefon seluler. Pertambangan Tantalum terutama dilaksanakan di Australia, tapi terdapat sejumlah pertambangan kecil yang berperan cukup besar di Ruanda dan Kongo.
Di negara Afrika itu, pertambangan dilakukan secara tradisional, menggunakan sekop, cangkul, linggis bahkan sebagian hanya menggunakan tangan di tambang-tambang bawah tanah. Tentu saja tidak semua pertambangan logam teknologi tinggi dilakukan secara tradisional atau dalam kondisi buruk. Misalnya saja pertambangan logam Wolfram di Austria, dilakukan dalam kondisi ramah lingkungan dengan dukungan teknologi tinggi.
Logam-logam langka, yang disebut logam teknologi tinggi itu, sebetulnya juga dapat diperoleh kembali lewat proses daur ulang. Akan tetapi teknologi daur ulang peralatan teknik modern semacam itu, dewasa ini baru melangkah pada tahapan awal. Karena itulah, untuk memenuhi permintaan logam teknologi tinggi yang terus meningkat, para ahli geologi dan pertambangan harus terus mencari cadangan baru. Jika menemukannya, mereka akan terus mengeksploitasinya hingga lapisan paling bawah.
Sumber : http://www.dw-world.de/dw/article/0,,15164113,00.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar